A.
Pengertian Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran
terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja
mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
Bermakna di sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan
dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan
nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar
mata pelajaran.
Beberapa
pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar
pembelajaran terpadu diantaranya :
(1) menurut
Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi
pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam
suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum),
hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning).
Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata
pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang
bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh
dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari
sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai
kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu
menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur
yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik
pusatnya (center core / center of interest);
(2) Menurut
Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran
dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian
yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian
pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA
terpadu.
Menurut
Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar
yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini
diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik
kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan
anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari
dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang
sudah mereka pahami.
Pembelajaran
terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan
menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally
Appropriate Practical). Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang
menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur
intelektual anak
Pembelajaran
IPA secara terpadu harus menggunakan tema yang relevan dan berkaitan. Materi
yang dipadukan masih dalam lingkup bidang kajian IPA.
B.
Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Sebagai
suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Pembelajaran
berpusat pada anak.
Pembelajaran
terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak karena pada
dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu system pembelajaran yang
memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun kelompok. Siswa
dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari
suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.
2. Menekankan
pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.
Pembelajaran
terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagaimacam aspek yang membentuk semacam
jalinan antar skemata yang dimiliki siswa,sehingga akan berdampak pada
kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata di dapat dari
segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang
dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Hal ini
diharapkan akan berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan perolehan
belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.
3. Belajar
Melalui Pengalaman Langsung
Siswa akan
memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka
alami,bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai
fasilitator dan katalisator yang membimbing ke arah tujuan yang ingin dicapai.
Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan
pengetahuannya.
4. Lebih
memperhatikan proses daripada hasil semata.
Pada
pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquri (penemuan
terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu
mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran
terpadu dilaksanakan dengan melihat hasrat, minat, dan kemampuan siswa, sehingga
memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus menerus.
5. Sarat
dengan muatan keterkaitan
Pembelajaran
terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau
peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang
terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena
pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa
lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.
C. Model-model
Pembelajaran Terpadu
Tabel ragam
model pembelajaran terpadu
Nama Model
|
Deskripsi
|
Kelebihan
|
Kelemahan
|
Terpisah (
Fragmented )
|
Berbagai
disiplin ilmu yang berbeda dan saling terpisah
|
Adanya
kejelasan dan pandangan yang terpisah dalam suatu mata pelajaran
|
Keterhubungan
menjadi tidak jelas; lebih sedikit transfer pembelajaran
|
Keterkaitan
/
Keterhubungan ( Connected ) |
Topik-topik
dalam satu disiplin ilmu berhubungan satu sama lain.
|
Konsep–konsep
utama saling terhubung, mengarah pada pengulangan ( review ),
rekonseptualisasi, dan asimilasi gagasan-gagasan dalam suatu disiplin
|
Disiplin-disiplin
ilmu tidak berkaitan; kontent tetap terfokus pada satu disiplin ilmu
|
Berbentuk
Sarang/
kumpulan ( Nested ) |
Keterampilan-keterampilan
sosial, berpikir, dan kontent (c ontents skill ) dicapai di dalam satu
mata pelajaran ( subject area )
|
Memberi
perhatian pada berbagai mata pelajaran yang berbeda dalam waktu yang
bersamaan, memperkaya dan memperluas pembelajaran
|
Pelajar
dapat menjadi bingung dan kehilangan arah mengenai konsep-konsep utama dari
suatu kegiatan atau pelajaran
|
Dalam satu
rangkaian
( Sequence ) |
Persamaan-persamaan
yang ada diajarkan secara bersamaan, meskipun termasuk ke dalam mata
pelajaran yang berbeda
|
Memfasilitasi
transfer pembelajaran melintasi beberapa mata pelajaran
|
Membutuhkan
kolaborasi yang terus menerus dan kelenturan (fleksibilitas) yang tinggi
karena guru-guru memilki lebih sedikit otonomi untuk mengurutkan (merancang)
kurikula
|
Terbagi ( Shared
)
|
Perencanaan
tim dan atau pengajaran yang melibatkan dua disiplin difokuskan pada konsep,
keterampilan, dan sikap-sikap ( attitudes ) yang sama
|
Terdapat
pengalaman-pengalaman instruksional bersama; dengan dua orang guru di dalam
satu tim, akan lebih mudah untuk berkolaborasi
|
Membutuhkan
waktu, kelenturan, komitmen, dan kompromi
|
Bentuk
jaring laba-laba
( Webbed ) |
Pengajaran
tematis, menggunakan suatu tema sebagai dasar pembelajaran dalam berbagai
disiplin mata pelajaran
|
Dapat
memotivasi murid-murid: membantu murid-murid untuk melihat keterhubungan
antar gagasan
|
Tema yang
digunakan harus dipilih baik-baik secara selektif agar menjadi berarti, juga
relevan dengan kontent
|
Dalam satu
alur
( Threaded ) |
Keterampilan-keterampilan
sosial, berpikir, berbagai jenis kecerdasan, dan keterampilan belajar
‘direntangkan’ melalui berbagai disiplin
|
Murid-murid
mempelajari cara mereka belajar; memfasilitas transfer pembelajaran
selanjutnya
|
Disiplin-disiplin
ilmu yang bersangkutan tetap terpisah satu sama lain
|
Terpadu ( Integrated
)
|
Dalam
berbagai prioritas yang saling tumpang tindih dalam berbagai disiplin ilmu,
dicari keterampilan, konsep, dan sikap-sikap yang sama
|
Mendorong
murid-murid untuk melihat keterkaitan dan kesalingterhubungan di antara disiplin-disiplin
ilmu; murid-murid termotivasi dengan melihat berbagai keterkaitan tersebut
|
Membutuhkan
tim antar departemen yang memiliki perencanaan dan waktu pengajaran yang sama
|
Immersed
|
Pelajar
memadukan apa yang dipelajari dengan cara memandang seluruh pengajaran
melalui perspektif bidang yang disukai ( area of interest )
|
Keterpaduan
berlangsung di dalam pelajar itu sendiri
|
Dapat
mempersempit fokus pelajar tersebut
|
Membentuk
jejaring
( Networked ) |
Pelajar
melakukan proses pemaduan topik yang dipelajari melalui pemilihan jejaring
pakar dan sumber daya
|
Bersifat
proaktif; pelajar terstimulasi oleh informasi, keterampilan, atau
konsep-konsep baru
|
Dapat
memecah perhatian pelajar; upaya-upaya menjadi tidak efektif
|
Menurut
Fogarty (1991) bila di tinjau dari sifat materi dan cara memadukan konsep,
keterampilan dan unit tematisnya ada 10 model pembelajaran terpadu. Dari
kesepuluh model pembelajaran yang dikemukakan oleh Fogarty tersebut, hanya 3 model
yang digunakan pada kurikulum PGSD yaitu connected model, webbed model, dan
integrated model.
- D. Penerapan Pembelajaran Terpadu
Dalam
praktik, setiap tema yang disajikan akan memerlukan durasi kurang lebih tiga
sampai enam pekan, bergantung pada materi yang ada pada setiap caturwulan dan
keterpaduan dari tema. Berikut adalah gambaran sebuah kelas yang sedang
melakukan pembelajaran dengan tema Pasar.
Pak Beni
adalah guru kelas tiga SD. Dia bersama tiga guru paralel lainnya mempersiapkan
pembelajaran yang bertema Pasar dalam durasi waktu empat pekan. Keempat guru
kelas tiga itu telah membagi tugas masing-masing dalam menyiapkan bahan, alat,
dan materi pelajaran.
Pak Karim
akan menyiapkan segala keperluan belajar untuk mata pelajaran Matematika. Pada mata
pelajaran ini, materi pelajaran yang akan dibahas adalah uang serta penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat. Bu Nani akan menyiapkan segala perangkat
pembelajaran untuk topik makanan sehat dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA). Bu Marni menyiapkan segala hal untuk mata pelajaran Bahasa
Indone-sia dengan topik menulis kreatif. Pak Beni sendiri menyiapkan untuk mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan topik kelurahan dan mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada topik tenggang
rasa.
Awal belajar
yang bertema pasar ini, seluruh kelas telah mengadakan survei. Survei dilakukan
dengan cara siswa mengamati pasar yang dikunjunginya saat liburan dengan
membuat chek-list pada lembar pengamatan yang disiapkan guru. Dalam pengamatan
ini, anak melakukannya saat menemani orangtua mereka berbelanja di pasar.
Selain pengamatan, siswa kelas tiga juga mengundang tukang siomay yang biasa
mangkal di jalan masuk menuju sekolah. Mereka bergiliran mengajukan pertanyaan,
seperti: Kapan mulai berjualan? Mengapa jualan siomay dan bukan yang lain?
Mengapa menjadi penjual dan bukan menjadi pegawai? Berapa untung setiap hari?
Apa rencana masa depannya? Apa obsesinya? Milih partai apa kalau pemilu?
Hasil akhir
dari pembelajaran ini nantinya adalah aktivitas sebuah pasar tradisional yang
rencananya akan “dibangun” di sepanjang koridor sekolah mereka, kolaborasi
keempat kelas paralel tersebut. Seluruh siswa akan berprofesi sebagai pedagang
berbagai macam makanan dan kebutuhan lainnya, sedangkan para pembelinya adalah
semua komunitas sekolah, siswa tingkat kelas lain, guru, karyawan sekolah, dan
para orangtua murid yang secara khusus mereka undang.
Untuk
melaksanakan tema pembelajaran itu, setiap anak bekerja dalam kelompok.
Masing-masing kelompok menentukan sendiri apa jualan yang akan mereka gelar dan
berapa kira-kira untung yang akan mereka ambil dari dagangannya. Mereka
menyiapkan sendiri di saat-saat pelajaran dengan arahan guru.
- E. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu
Dari gambaran
tersebut, akan menunjukkan adanya beberapa sisi positif mengapa kita
menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu atau pendekatan tematik.
[
Kelebihan
Kelebihan
tersebut didasari oleh beberapa alasan.
- Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah memahami sekaligus melakukannya.
- Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
- Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
- Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
- Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.
[
Kekurangan
- Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
- Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
- Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
- Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.
- Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
- Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.
- F. Manfaat Pembelajaran Terpadu
Sebagai
suatu bentuk model pembelajaran, pembelajaran terpadu memiliki beberapa
manfaat, diantaranya adalah :
1.
memungkinkan anak mengekplorasi dan mengekpresikan pengetahuan dan
keterampilannya melalui berbagai kegiatan;
2.
meningkatkan pemahaman anak secara komprehensif;
3.
meningkatkan kecakapan berpikir anak;
4.
banyak topik yang tertuang di setiap mata pelajaran mempunyai keterkaiatan
konsep dengan yang dipelajari siswa;
5.
pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memanfaatkan keterampilannya yang
dikembangkan dari mempelajari keterkaitan antarmatapelajaran;
6.
pembelajaran terpadu melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan inter
dan antarmatapelajaran, sehingga siswa mampu memproses informasi dengan cara
yang sesuai daya pikirnya dan memungkinkan berkembangnya jaringan
konsep-konsep;
7.
pembelajaran terpadu membantu siswa dapat memecahkan masalah dan berpikir
kritis untuk dapat dikembangkan melalui keterampilan dalam situasi nyata;
8.
daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari siswa dapat ditingkatkan
dengan jalan memberikan topik-topik dalam berbagai ragam situasi dan berbagai
ragam kondisi;
9.
dalam pembelajaran terpadu transfer pembelajaran dapat mudah terjadi bila
situasi pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata;
10.
meningkatkan interaksi sosial anak;
11.
meningkatkan profesionalisme guru.
KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE TERHUBUNG (CONNECTED), JARING
LABA-LABA (WEBBED), DAN KETERPADUAN (INTEGRATED)
A.
PEMBELAJARAN TERPADU TIPE TERHUBUNG (CONNECTED)
Connected
Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggabungkan secara jelas satu
topik dengan topik berikutnya, satu konsep dengan konsep lainnya, satu
kemampuan dengan kemampuan lainnya, kegiatan 1 hari dengan hari lainnya, dalam
satu mata pelajaran.
Contoh
pengajaran menggunakan pembelajaran terpadu tipe terhubung (connected) : Guru
menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual
beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.
- a. Kelebihan
- Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang digabungkan;
- kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator;
- siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus;
- siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
- b. Kekurangan
- model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain;
- model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah dilaksanakan secara mandiri;
- bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.
B.
PEMBELAJARAN TERPADU MODEL JARING LABA-LABA (WEBBED)
Tahapan atau
Langkah untuk membuat rancangan pembelajaran terpadu dengan model jaring
laba-laba di TK, yaitu:
- mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator setiap bidang pengembangan untuk masing-masing kelompok usia;
- mengidentifikasi tema dan subtema dan memetakannya dalam jaring tema;
- mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan subtema;
- menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indikator yang akan dicapai dan subtema yang dipilih;
- menyusun Rencana Kegiatan Mingguan;
- menyusun Rencana Kegiatan Harian.
Contoh dari
penggunaan pembelajaran terpadu model jarring laba-laba(webbed) ini adalah :
siswa dan guru menentukan tema misalnya air, maka guru-guru mata pelajaran
dapat mengajarkan tema air itu ke dalam sub-sub tema misalnya siklus air,
kincir angin, air waduk, air sungai, bisnis air dari PDAM yang tergabung dalam
mata pelajaran matematika, IPS, IPA, dan Bahasa.
- a. Kelebihan
- Siswa adalah diperolehnya pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari ilmu-ilmu yang berbeda;
- faktor motivasi berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa;
- siswa dapat dengan mudah melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dan ide yang berbeda dapat saling berhubungan.
- b. Kekurangan
- kecenderungan untuk mengambil tema sangat dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa;
- seringkali guru terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan.
- memerlukan keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.
C.
PEMBELAJARAN TERPADU MODEL INTEGRATED (TERPADU)
Integrated
Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan lintas
bidang ilmu utama dengan mencari keterampilan, konsep dan sikap yang
tumpangtindih. Dalam konteks pembelajaran TK, Integrated Model adalah model
pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan lintas bidang pengembangan.
Model ini berusaha memberikan gambaran yang utuh pada anak tentang tujuan
melakukan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam bidang-bidang pengembangan.
Contoh
penerapan pembelajaran terpadu tipe keterpaduan adalah : pada awalnya guru
menyeleksi konsep-konsep keterampilan dan nilai sikap yang diajarkan dalam satu
semester dari beberapa mata pelajaran misalnya: matematika, IPS, IPA dan
Bahasa. Selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan dan nilai sikap yang
memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara beberapa mata
pelajaran.
- a. Kelebihan
- Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dari kemampuan yang dikembangkan dari berbagai bidang studi/mata pelajaran;
- memberikan kegiatan yang lebih terarah pada tiap bidang pengembangan untuk mencapai kemampuan yang telah ditentukan pada indikator;
- siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbale balik antar berbagai disiplin ilmu;
- memperluas wawasan dan apresiasi guru.
- b. Kekurangan
- Cukup sulit dilaksanakan karena membutuhkan guru yang berkemampuan tinggi dan yakin dengan konsep dan kemampuan yang akan dikembangkan di setiap bidang pengembangan;
- kurang efektif karena membutuhkan kerjasama dari banyak guru;
- sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya, juga mencari keterkaitan aspek keterampilan yang terkait;
- dibutuhkan banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan guna mencari keterkaitan dan mencari tema.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar