Jumat, 14 Februari 2014

Flowers photo








Makalah Kewirausahaan



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis.
Para wirausahawan di Indonesia semakin mengembangkan inovasi-inovasi dari perusahaannya agar mampu bersaing di dunia ekspor global. Para wirausahawan juga banyak yang menciptakan produk-produk baru yang kreatif. Dalam berwirausaha, seorang wirausaha juga harus memiliki strategi- strategi yang jitu karena keuntungan dan kerugian sebagai faktor keberhasilan dalam berwirausaha.
Seorang wirausaha di tuntut berprestasi tinggi, maka perlu bekerja sama dengan para professional dan bermitra kepada para ahli trutama dalam memecahkan masalah yang menantang.dalam setiap langkah harus memikirkan  pandangan jangka panjang bisnisnya, dan menentukan visi dan misi bisnisnya sendiri. Seorang wirausaha yang berhasil harus berani mengambil resiko, memiliki rasa percaya diri yang tinggi menghidari ikatan emosi, memiliki tingkat cadangan energi yang tinggi.
Di dalam makalah ini, kami akan menjelaskan tentang inti dan hakekat wirausaha, kewirausahaan dilihan dari berbagai sudut pandang, ciri- ciri umum kewirausahaan, dan juga faktor-faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan berwirausaha.
B.  Rumusan Masalah
1.    Apakah inti dan hakikat dari kerirausahaan?
2.    Bagaimanakah makna kewirausahaan dilihat dari sudut pandang dan konteks?
3.    Apakah ciri – ciri yang harus dimiliki seorang wirausaha?
4.    Apakah faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan berwirausaha?

C.  Tujuan
1.    Mengetahui inti dan hakekat dari kewirausahaan
2.    Mengetahui pandangan kewirausahaan dari berbagai sudut pandang
3.    Mengetahui ciri – ciri umum kewirausahaan
4.    Mengetahui faktor penyebab keuntungan dan kerugian dalam berwirausaha
D.  Manfaat
1.      Untuk memberitahukan kepada para wirausahawan muda agar mengetahui cara – cara dalam berwirausaha.
2.      Untuk memotivasi mahasiswa agar dapat mengembangkan wirausaha sejak dini dengan mengetahui makna dan syarat dalam berwirausaha.
3.      Untuk memotivasi para generasi muda agar meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam berwirausaha agar dapat meningkatkan pendapatan dalam negeri.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.  Inti dan Hakikat Kewirausahaan
Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Banyak orang, baik itu pengusaha atau bukan pengusaha meraih kesuksesan karena memiliki kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan munculnya ide-ide dan pemikiran-pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari sebelumnya. Sementara itu, dalam organisasi perusahaan, proses kreatif dan inovatif dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meraih pangsa pasar. Baik ide, pemikiran, maupun tindakan kreatif adalah upaya untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda merupakan nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang. Dengan demikian, yang dimaksud dengan kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam rangka untuk menciptakan nilai tambah di pasar melalui suatu proses pengelolaan dengan cara-cara baru dan berbeda, seperti:
1.    pengembangan teknologi
2.    penemuan pengetahuan ilmiah
3.    perbaikan produk barang dan jasa yang ada
4.    menemukan cara-cara baru untuk mendapatkan produk yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih efisien.
B.  Kewirausahaan Dilihat dari Berbagai Sudut Pandang dan Konteks
1.    Pandangan ahli ekonomi
Menurut ahli ekonomi, wirausaha adalah orang yang mengombinasikan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya. Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya. Dengan demikian, wirausaha merupakan seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisasikan faktor-faktor produksi, sumber daya alam, tenaga, modal, dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa.
2.    Pandangan ahli manajemen
Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru. Wirausaha merupakan seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan, semangat. Dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha.
3.    Pandangan pelaku bisnis
Dalam konteks bisnis, menurut Sri Edi Swasono (Suryana, 2006: 16), wirausaha  adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah  pelopor dalam bisnis, inovator, penanggung resiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam prestasi di bidang usaha.
4.    Pandangan psikolog
Wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.
5.    Pandangan pemodal
Wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi masyarakat.
C.  Ciri-Ciri Umum Kewirausahaan
1.    Memiliki motif berprestasi tinggi
Seorang wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukannya merupakan usaha optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Artinya adalah seorang wirausaha melakukan sesuatu hal yang tidak asal-asalan, walaupun hal itu dapat dilakukan oleh orang lain.
  Dorongan untuk selalu berprestasi tinggi harus ada dalam diri seorang wirausaha, karena dapat membentuk mental yang ada pada diri mereka untuk selalu lebih unggul dan mengerjakan sesuatu melebihi standar yang ada. Contoh indikator memiliki motif berprestasi tinggi dalam kehidupan sehari-hari dapat tercermin pada :
a.    Mahasiswa yang tekun belajar untuk mendapatkan IPK tertinggi.
b.    Tenaga penjual yang bekerja keras dengan menetapkan berbagai strategi agar jumlah penjualannya melebihi penjual rekan sekerja lainnya.
c.    Pengusaha yang selalu menang dalam persaingan karena kreatif menciptakan produk baru yang berbeda dari waktu ke waktu.
2.    Memiliki perspektif ke depan
Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan. Setiap saat mencapai target, sasaaran, atau impian, maka segeralah membuat impian-impian baru yang memicu serta memberi semangat dan antusiasme kepada kita untuk mencapainya.
Arah pandangan seorang wirausaha juga harus berorientasi ke masa depan. Perspektif seorang wirausaha akan dapat membuktikan apakah ia berhasil atau tidak. Indikatornya dapat dilihat dari contoh berikut:
a.    Sony Sugema, tokoh wirausaha yang sukses melalui lembaga bimbingan belajar, mampu menangkap berbagai peluang di masa depan dengan menerapkan motto “ The Fastest Solution “ yang sebelumnya tidak langsung dipercaya, ternyata setelah dicoba menjadi populer di mana -mana.
b.    Akio Morita, pendiri dan pemilik Sony Corp. menciptakan “walkman” dari hasil perspektifnya terhadap masa depan, yaitu impiannya untuk menciptakan sebuah tape recorder yang dilengkapi dengan headphones dan berbentuk kecil sehingga mudah dibawa ke mana saja.
c.    Bill Gates adalah salah satu orang pertama yang mempunyai konsep tentang masa depan komputer yang akan ada di mana-mana baik di rumah ataupun di kantor, dan bahwa suatu hari buku dan kertas tidak akan lagi digunakan.
3.    Memiliki kreativitas tinggi
Seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih. Hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain sudah terpikirkan olehnya dan wirausaha mampu membuat hasil inovasinya tersebut menjadi “permintaan”, contohnya :
a.    Pengemasan air minum steril ke dalam botol sehingga air bisa di minum langsung tanpa di masak.
b.    Beberapa tahun silam, dalam Ripley’s Believe It or Not muncul pernyataan :
1)   Selembar lempengan baja harganya 5 dolar
2)   Jika baja ini dibuat sepatu kuda, harganya meningkat menjadi 10 dolar
3)   Jika baja ini dibuat jarum jahit, harganya meningkat menjadi 3285 dolar
4)   Dan jika dibuat arloji, nilainya akan meningkat menjadi 250.000 dolar.
Perbedaan harga 5 dolar dan 250.000 dolar terletak pada kreativitas. Jadi, kreativitas berarti hadirnya suatu gagasan baru. Inovasi adalah penerapan secara praktis gagasan yang kreatif (Carol Kinsey Coman. 1991: 2).
4.    Memiliki sifat inovasi tinggi
Seorang wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk mengembangkan bisnisnya. Impian harus ditunjang oleh inovasi yang tiada henti sehingga bangunan hidup dan bisnis menjadi kukuh dalam situasi apapun. Inovasi adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki. Contoh perilaku inovasi tinggi di antaranya adalah stasiun televisi berlomba-lomba menciptakan program acara baru untuk menarik penonton guna mendapat dukungan dari para sponsor.
5.    Memiliki komitmen terhadap pekerjaan
Menurut Sony Sugema, terdapat tiga hal yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha yang sukses, yaitu mimpi, kerja keras dan ilmu.
Ilmu disertai kerja keras namun tanpa impian bagaikan perahu yang berlayar tanpa tujuan. Impian disertai ilmu namun tanpa kerja kerasseperti seorang pertapa. Impian disertai kerja keras, tanpa ilmu, ibarat berlayar tanpa nahkoda, tidak jelas ke mana arah yang akan dituju. Sering kali orang berhenti diantara dua hal, yaitu sukses dan kegagalan. Seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat terhadap pekerjaannya.
6.    Memiliki tanggung jawab
Ide dan perilaku seorang wirausaha tidak terlepas dari tanggung jawab. Oleh karena itu komitmen sangat diperlukan dalam pekerjaan sehingga mampu melahirkan tanggung jawab. Indikator orang yang bertanggung jawab adalah berdisiplin, penuh komitmen, bersungguh- sungguh, jujur, berdedikasi tinggi, dan konsisten.
7.    Memiliki Kemandirian atau Ketidaktergantungan terhadap Orang Lain
Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan orang lain namun justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya.
Untuk menjadi seorang wirausaha mandiri, harus memiliki berbagai modal. Ada tiga jenis modal utama, yaitu :
a.    Sumber daya internal calon wirausaha, misalnya kepandaian, keterampilan, kemampuan menganalisis dan menghitung resiko, serta keberanian atau visi yang jauh ke depan.
b.    Sumber daya eksternal, misalnya uang yang cukup untuk membiayai modal usaha dan modal kerja, jaringan sosial serta jalur permintaan/ penawaran.
c.    Faktor X, misalnya kesempatan dan keberuntungan.
8.    Memiliki keberanian menghadapi resiko
Seorang wirausaha harus berani menghadapi resiko. Semakin besar resiko yang dihadapi, maka semakin besar juga kesempatan untuk meraih keuntungan. Berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan sebelumnya merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko yang akan diambil.
9.    Selalu mencari peluang
Seorang wirausaha mampu melihat sesuatu dalam perspektif atau dimensi yang berlainan pada satu waktu. Semakin tinggi kemampuan seorang wirausaha dalam mengerjakan berbagai tugas sekaligus, maka semakin besar pula kemungkinan mengolah peluang dan kesempatan untuk maju, bertumbuh dan berkembang. Contohnya adalah Sony Sugema membangun Q College pada saat belum ada satu lembagapun yang menyelengarakan kursus e-commerce dan cara membuat Web. Ternyata kursus ini merupakan peluang bisnis yang sangat menjanjikan.
10.     Memiliki jiwa kepemimpinan
Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dan semangat untuk mengembangkan orang-orang yang disekelilingnya. Seorang pemimpin yang baik tidak diukur dari berapa banyak pengikut atau pengawalnya, tetapi dari kualitas orang-orang yang mengikutinya serta berapa banyak pemimpin baru disekililingnya.
Jiwa kepemimpinan sebagai faktor penting untuk dapat memengaruhi kinerja orang lain, memberikan sinergi yang kuat demi tercapainya suatu tujuan.
11.     Memiliki Kemampuan Manajerial
Kemampuan manajerial seseorang dapat dilihat dari tiga kemampuan, yaitu kemampuan teknik, kemampuan pribadi/ personal, dan kemampuan emosional. Seorang wirausaha yang cerdas harus mampu menggunakan tenaga dan waktu orang lain untuk mencapai impiannya.
12.     Memiliki Kemampuan Personal
Semua orang yang berkeinginan untuk menjadi seorang wirausaha harus memperkaya diri dengan  berbagai keterampilan personal. Hal ini dapat kita lihat indikatornya dalam kehidupan sehari-hari, seperti :
a.    Seorang pemilik toko roti dan kue harus memiliki kemampuan personal membuat kue dengan berbagai macam resep.
b.    Seorang pemilik bengkel harus memiliki keterampilan reparasi kendaraan bermotor.
c.    Seorang koreografer setidaknya harus menguasai beberapa tarian dari berbagai bidang yang berbeda.
D.  Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Berwirausaha
1.    Faktor penyebab keberhasilan berwirausaha
a.    Kemampuan dan kemauan
Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses. Contohnya, seorang pemilik kios yang memiliki kemauan untuk berjualan kebutuhan sehari-hari, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkannya, maka kios yang dimilikinya tidak pernah berubah dan berkembang. Sebaliknya, seseorang yang memiliki kemampuan, baik ilmu maupun keahlian berdagang tetapi tidak memiliki kemauan dan malah malas, tidak akan pernah berdagang.
b.    Tekad yang kuat dan kerja keras
Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat tetapi mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.
c.    Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.
2.    Faktor Penyebab Kegagalan Berwirausaha
a.    Tidak kompeten dalam hal manajerial
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha meruapakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
b.    Kurang berpengalaman
Kurang berpengalaman, baik dalan kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha, mengoordinasikan, mengelola sumber daya manusia, dan mengintegrasikan operasi perusahaan.
c.    Kurang dapat mengendalikan keuangan
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam pemeliharaan aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
d.   Gagal dalam perencanaan
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
e.    Lokasi yang kurang memadai
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
f.     Kurangnya pengawasan peralatan
Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efisien dan tidak efektif.
g.    Sikap yang kurang bersungguh-sungguh dalam berusaha
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan terjadinya gagal menjadi lebih besar.
h.    Ketidakmampuan dalam melakukan peraliahn/ transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.





BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses, dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko. Ciri-ciri umum kewirausahaan dapat dilihat dari watak dan perilakunya yaitu memiliki motif berprestasi tinggi, memiliki perspektif kedepan, memiliki kreativitas tinggi, memiliki sifat inovasi tinggi, memiliki komitmen terhadap pekerjaan, memiliki tanggung jawab, memiliki kemandirian, berani mengambil resiko, selalu mencari peluang, berjiwa kepemimpinan, memiliki kemampuan manajerial, dan memliki kemampuan personal. Keberhasilan berwirausaha ditentukan oleh beberapa faktor yaitu kemampuan dan kemauan, tekad yang kuat dan kerja keras serta kesempatan dan peluang. Sedangkan faktor kegagalan dalam berwirausaha yaitu kurang kompeten dalam hal manajerial, kurang pengalaman, kurang dapat mengendalikan keuangan,gagal dalam perencanaan, lokasi yang kurang strategis, kurangnya pengawasan peralatan, sikap yang kurang bersungguh-sungguh dalam berusaha dan ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/ transisi kewirausahaan.
B.  Saran
Untuk menghadapi berbagai tantangan global diperlukan sumber daya berkualitas yang dapat menciptakan berbagai keunggulan, baik keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif, diantaranya melalui proses kreatif dan inovatif berwirausaha. Sehingga sebagai seorang guru, sudah sepatutnya dapat memfasilitasi peserta didik untuk dapat mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas diri.

Pembelajaran Terpadu



A. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna di sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantaranya :
(1) menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core / center of interest);
(2) Menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.
Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally Appropriate Practical). Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak
Pembelajaran IPA secara terpadu harus menggunakan tema yang relevan dan berkaitan. Materi yang dipadukan masih dalam lingkup bidang kajian IPA.



B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut.
1.  Pembelajaran berpusat pada anak.
Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak karena pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu system pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun kelompok. Siswa dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.
2.  Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagaimacam aspek yang membentuk semacam jalinan antar skemata yang dimiliki siswa,sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata di dapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Hal ini diharapkan akan berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan perolehan belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.
3.  Belajar Melalui Pengalaman Langsung
Siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami,bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing ke arah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
4.  Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata.
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquri (penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat hasrat, minat, dan kemampuan siswa, sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus menerus.
5.  Sarat dengan muatan keterkaitan
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.



C. Model-model Pembelajaran Terpadu
Tabel ragam model pembelajaran terpadu
Nama Model
Deskripsi
Kelebihan
Kelemahan
Terpisah ( Fragmented )
Berbagai disiplin ilmu yang berbeda dan saling terpisah
Adanya kejelasan dan pandangan yang terpisah dalam suatu mata pelajaran
Keterhubungan menjadi tidak jelas; lebih sedikit transfer pembelajaran
Keterkaitan /
Keterhubungan
( Connected )
Topik-topik dalam satu disiplin ilmu berhubungan satu sama lain.
Konsep–konsep utama saling terhubung, mengarah pada pengulangan ( review ), rekonseptualisasi, dan asimilasi gagasan-gagasan dalam suatu disiplin
Disiplin-disiplin ilmu tidak berkaitan; kontent tetap terfokus pada satu disiplin ilmu
Berbentuk Sarang/
kumpulan ( Nested )
Keterampilan-keterampilan sosial, berpikir, dan kontent (c ontents skill ) dicapai di dalam satu mata pelajaran ( subject area )
Memberi perhatian pada berbagai mata pelajaran yang berbeda dalam waktu yang bersamaan, memperkaya dan memperluas pembelajaran
Pelajar dapat menjadi bingung dan kehilangan arah mengenai konsep-konsep utama dari suatu kegiatan atau pelajaran
Dalam satu rangkaian
( Sequence )
Persamaan-persamaan yang ada diajarkan secara bersamaan, meskipun termasuk ke dalam mata pelajaran yang berbeda
Memfasilitasi transfer pembelajaran melintasi beberapa mata pelajaran
Membutuhkan kolaborasi yang terus menerus dan kelenturan (fleksibilitas) yang tinggi karena guru-guru memilki lebih sedikit otonomi untuk mengurutkan (merancang) kurikula
Terbagi ( Shared )
Perencanaan tim dan atau pengajaran yang melibatkan dua disiplin difokuskan pada konsep, keterampilan, dan sikap-sikap ( attitudes ) yang sama
Terdapat pengalaman-pengalaman instruksional bersama; dengan dua orang guru di dalam satu tim, akan lebih mudah untuk berkolaborasi
Membutuhkan waktu, kelenturan, komitmen, dan kompromi
Bentuk jaring laba-laba
( Webbed )
Pengajaran tematis, menggunakan suatu tema sebagai dasar pembelajaran dalam berbagai disiplin mata pelajaran
Dapat memotivasi murid-murid: membantu murid-murid untuk melihat keterhubungan antar gagasan
Tema yang digunakan harus dipilih baik-baik secara selektif agar menjadi berarti, juga relevan dengan kontent
Dalam satu alur
( Threaded )
Keterampilan-keterampilan sosial, berpikir, berbagai jenis kecerdasan, dan keterampilan belajar ‘direntangkan’ melalui berbagai disiplin
Murid-murid mempelajari cara mereka belajar; memfasilitas transfer pembelajaran selanjutnya
Disiplin-disiplin ilmu yang bersangkutan tetap terpisah satu sama lain
Terpadu ( Integrated )
Dalam berbagai prioritas yang saling tumpang tindih dalam berbagai disiplin ilmu, dicari keterampilan, konsep, dan sikap-sikap yang sama
Mendorong murid-murid untuk melihat keterkaitan dan kesalingterhubungan di antara disiplin-disiplin ilmu; murid-murid termotivasi dengan melihat berbagai keterkaitan tersebut
Membutuhkan tim antar departemen yang memiliki perencanaan dan waktu pengajaran yang sama
Immersed
Pelajar memadukan apa yang dipelajari dengan cara memandang seluruh pengajaran melalui perspektif bidang yang disukai ( area of interest )
Keterpaduan berlangsung di dalam pelajar itu sendiri
Dapat mempersempit fokus pelajar tersebut
Membentuk jejaring
( Networked )
Pelajar melakukan proses pemaduan topik yang dipelajari melalui pemilihan jejaring pakar dan sumber daya
Bersifat proaktif; pelajar terstimulasi oleh informasi, keterampilan, atau konsep-konsep baru
Dapat memecah perhatian pelajar; upaya-upaya menjadi tidak efektif
Menurut Fogarty (1991) bila di tinjau dari sifat materi dan cara memadukan konsep, keterampilan dan unit tematisnya ada 10 model pembelajaran terpadu. Dari kesepuluh model pembelajaran yang dikemukakan oleh Fogarty tersebut, hanya 3 model yang digunakan pada kurikulum PGSD yaitu connected model, webbed model, dan integrated model.

  1. D. Penerapan Pembelajaran Terpadu
Dalam praktik, setiap tema yang disajikan akan memerlukan durasi kurang lebih tiga sampai enam pekan, bergantung pada materi yang ada pada setiap caturwulan dan keterpaduan dari tema. Berikut adalah gambaran sebuah kelas yang sedang melakukan pembelajaran dengan tema Pasar.
Pak Beni adalah guru kelas tiga SD. Dia bersama tiga guru paralel lainnya mempersiapkan pembelajaran yang bertema Pasar dalam durasi waktu empat pekan. Keempat guru kelas tiga itu telah membagi tugas masing-masing dalam menyiapkan bahan, alat, dan materi pelajaran.
Pak Karim akan menyiapkan segala keperluan belajar untuk mata pelajaran Matematika. Pada mata pelajaran ini, materi pelajaran yang akan dibahas adalah uang serta penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Bu Nani akan menyiapkan segala perangkat pembelajaran untuk topik makanan sehat dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Bu Marni menyiapkan segala hal untuk mata pelajaran Bahasa Indone-sia dengan topik menulis kreatif. Pak Beni sendiri menyiapkan untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan topik kelurahan dan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada topik tenggang rasa.
Awal belajar yang bertema pasar ini, seluruh kelas telah mengadakan survei. Survei dilakukan dengan cara siswa mengamati pasar yang dikunjunginya saat liburan dengan membuat chek-list pada lembar pengamatan yang disiapkan guru. Dalam pengamatan ini, anak melakukannya saat menemani orangtua mereka berbelanja di pasar. Selain pengamatan, siswa kelas tiga juga mengundang tukang siomay yang biasa mangkal di jalan masuk menuju sekolah. Mereka bergiliran mengajukan pertanyaan, seperti: Kapan mulai berjualan? Mengapa jualan siomay dan bukan yang lain? Mengapa menjadi penjual dan bukan menjadi pegawai? Berapa untung setiap hari? Apa rencana masa depannya? Apa obsesinya? Milih partai apa kalau pemilu?
Hasil akhir dari pembelajaran ini nantinya adalah aktivitas sebuah pasar tradisional yang rencananya akan “dibangun” di sepanjang koridor sekolah mereka, kolaborasi keempat kelas paralel tersebut. Seluruh siswa akan berprofesi sebagai pedagang berbagai macam makanan dan kebutuhan lainnya, sedangkan para pembelinya adalah semua komunitas sekolah, siswa tingkat kelas lain, guru, karyawan sekolah, dan para orangtua murid yang secara khusus mereka undang.
Untuk melaksanakan tema pembelajaran itu, setiap anak bekerja dalam kelompok. Masing-masing kelompok menentukan sendiri apa jualan yang akan mereka gelar dan berapa kira-kira untung yang akan mereka ambil dari dagangannya. Mereka menyiapkan sendiri di saat-saat pelajaran dengan arahan guru.
  1. E. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu
Dari gambaran tersebut, akan menunjukkan adanya beberapa sisi positif mengapa kita menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu atau pendekatan tematik.
[   Kelebihan
Kelebihan tersebut didasari oleh beberapa alasan.
  1. Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah memahami sekaligus melakukannya.
  2. Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
  3. Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
  4. Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
  5. Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.
[   Kekurangan
  1. Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas,  memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal,  rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan  yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
  2. Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
  3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
  4. Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.
  5. Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
  6. Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.

  1. F. Manfaat Pembelajaran Terpadu
Sebagai suatu bentuk model pembelajaran, pembelajaran terpadu memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah :
1.  memungkinkan anak mengekplorasi dan mengekpresikan pengetahuan dan keterampilannya melalui berbagai kegiatan;
2.  meningkatkan pemahaman anak secara komprehensif;
3.  meningkatkan kecakapan berpikir anak;
4.  banyak topik yang tertuang di setiap mata pelajaran mempunyai keterkaiatan konsep dengan yang dipelajari siswa;
5.  pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memanfaatkan keterampilannya yang dikembangkan dari mempelajari keterkaitan antarmatapelajaran;
6.  pembelajaran terpadu melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan antarmatapelajaran, sehingga siswa mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya pikirnya dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep-konsep;
7.  pembelajaran terpadu membantu siswa dapat memecahkan masalah dan berpikir kritis untuk dapat dikembangkan melalui keterampilan dalam situasi nyata;
8.  daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari siswa dapat ditingkatkan dengan jalan memberikan topik-topik dalam berbagai ragam situasi dan berbagai ragam kondisi;
9.  dalam pembelajaran terpadu transfer pembelajaran dapat mudah terjadi bila situasi pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata;
10.  meningkatkan interaksi sosial anak;
11.  meningkatkan profesionalisme guru.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE TERHUBUNG (CONNECTED), JARING LABA-LABA (WEBBED), DAN KETERPADUAN (INTEGRATED)
A. PEMBELAJARAN TERPADU TIPE TERHUBUNG (CONNECTED)
Connected Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggabungkan secara jelas satu topik dengan topik berikutnya, satu konsep dengan konsep lainnya, satu kemampuan dengan kemampuan lainnya, kegiatan 1 hari dengan hari lainnya, dalam satu mata pelajaran.
Contoh pengajaran menggunakan pembelajaran terpadu tipe terhubung (connected) : Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.
  1. a. Kelebihan
    1. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang digabungkan;
    2. kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator;
    3. siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus;
    4. siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
    5. b. Kekurangan
      1. model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain;
      2. model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah dilaksanakan secara mandiri;
      3. bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.
B. PEMBELAJARAN TERPADU MODEL JARING LABA-LABA (WEBBED)
Tahapan atau Langkah untuk membuat rancangan pembelajaran terpadu dengan model jaring laba-laba di TK, yaitu:
  1. mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator setiap bidang pengembangan untuk masing-masing kelompok usia;
  2. mengidentifikasi tema dan subtema dan memetakannya dalam jaring tema;
  3. mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan subtema;
  4. menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indikator yang akan dicapai dan subtema yang dipilih;
  5. menyusun Rencana Kegiatan Mingguan;
  6. menyusun Rencana Kegiatan Harian.
Contoh dari penggunaan pembelajaran terpadu model jarring laba-laba(webbed) ini adalah : siswa dan guru menentukan tema misalnya air, maka guru-guru mata pelajaran dapat mengajarkan tema air itu ke dalam sub-sub tema misalnya siklus air, kincir angin, air waduk, air sungai, bisnis air dari PDAM yang tergabung dalam mata pelajaran matematika, IPS, IPA, dan Bahasa.
  1. a. Kelebihan
    1. Siswa adalah diperolehnya pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari ilmu-ilmu yang berbeda;
    2. faktor motivasi berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa;
    3. siswa dapat dengan mudah melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dan ide yang berbeda dapat saling berhubungan.
    4. b. Kekurangan
      1. kecenderungan untuk mengambil tema sangat dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa;
      2. seringkali guru terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan.
      3. memerlukan keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.
C. PEMBELAJARAN TERPADU MODEL INTEGRATED (TERPADU)
Integrated Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan lintas bidang ilmu utama dengan mencari keterampilan, konsep dan sikap yang tumpangtindih. Dalam konteks pembelajaran TK, Integrated Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan lintas bidang pengembangan. Model ini berusaha memberikan gambaran yang utuh pada anak tentang tujuan melakukan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam bidang-bidang pengembangan.
Contoh penerapan pembelajaran terpadu tipe keterpaduan adalah : pada awalnya guru menyeleksi konsep-konsep keterampilan dan nilai sikap yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa mata pelajaran misalnya: matematika, IPS, IPA dan Bahasa. Selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan dan nilai sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara beberapa mata pelajaran.
  1. a. Kelebihan
    1. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dari kemampuan yang dikembangkan dari berbagai bidang studi/mata pelajaran;
    2. memberikan kegiatan yang lebih terarah pada tiap bidang pengembangan untuk mencapai kemampuan yang telah ditentukan pada indikator;
    3. siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbale balik antar berbagai disiplin ilmu;
    4. memperluas wawasan dan apresiasi guru.
    5. b. Kekurangan
      1. Cukup sulit dilaksanakan karena membutuhkan guru yang berkemampuan tinggi dan yakin dengan konsep dan kemampuan yang akan dikembangkan di setiap bidang pengembangan;
      2. kurang efektif karena membutuhkan kerjasama dari banyak guru;
      3. sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya, juga mencari keterkaitan aspek keterampilan yang terkait;
      4. dibutuhkan banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan guna mencari keterkaitan dan mencari tema.